Merawat Jagat Membangun Peradaban
Nahdlatul Ulama (NU) didirikan pada 31 Januari 1926 (16 Rajab 1344 H) di Surabaya oleh para ulama tradisionalis, dipimpin oleh KH Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar. Pendirian NU bertujuan untuk melestarikan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah di tengah tantangan modernisasi dan pengaruh paham pembaruan yang mengkritik tradisi Islam.
Latar Belakang:
Penjajahan Belanda: NU muncul di tengah situasi sosial-politik kolonial yang menekan umat Islam.
Gerakan Wahabi: Kekhawatiran atas kebijakan Dinasti Saud di Hijaz yang mengancam tradisi Islam seperti ziarah kubur dan penghormatan makam Nabi.
Pelestarian Tradisi: NU berupaya mempertahankan praktik keagamaan berbasis mazhab Syafi'i yang selaras dengan budaya Nusantara.
Proses Pendirian:
KH Wahab Hasbullah menggagas Komite Hijaz untuk menyampaikan aspirasi ulama tradisional kepada Raja Abdul Aziz ibn Saud.
Pertemuan ulama di Surabaya menghasilkan keputusan mendirikan organisasi berbasis Islam tradisional yang diberi nama Nahdlatul Ulama.
Tujuan Utama:
Melestarikan ajaran Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Meningkatkan kesejahteraan umat melalui pendidikan, sosial, dan ekonomi.
Hingga kini, NU berkembang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan peran signifikan dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Visitasi Akreditasi Ranting NU Petung Menuju NU Award Jawa Timur
Gresik, Jumat, 14 Februari 2025. Siang ini pukul 13.00 WIB Ranting NU Petung akan divisitasi dalam rangka akreditasi Ranting NU se-Kabupaten Gresik. Persiapan akreditasi memang sudah 2 bulan yang lalu dilakukan oleh seluruh pengurus ranting NU dan banom-banomnya setelah surat edaran dan estimasi jadwal visitasi akreditasi dari PCNU Gresik.
Askori Ls, sebagai pimpinan ranting NU menginstruksikan kepada seluruh pengurus ranting NU untuk menyiapkan dan menyambut tim asesor dari Cabang NU Gresik yaitu H. Hery Priyanto. Sebelum dilakukan verifikasi dan klarifikasi data akreditasi, kegiatan diawali dengan seremonial beberapa menit untuk menyambut tim asesor sekadar taaruf antara tim asesor dengan pengurus ranting NU Petung. Sudah menjadi kelaziman dalam setiap acara organisasi NU acara diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syubbanul Wathon. Kemudian dilanjutkan sambutan ketua Tanfidziah, Askori Ls. Dalam sambutannya Askori menyampaikan sekilas tentang perkembangan ranting NU Petung dari awal kepimpinan NU yang dimulai Rois Surya KH. Ja'far Shodik dan ketua Tanfidznya Fahrur Rozi tahun 1973 hingga kepemimpinan periode sekarang 2023 dengan Rois Surya KH. Sholihan HN dan Askori. Di era kepimpinan Askori inilah NU semakin berkembang dengan beberapa gebrakan kegiatan besar di antaranya, peresmian Kantor Ranting NU Petung, Studi Tiru ke PR NU Wedoro Sidoarjo, Kerja sama dengan Gapoktan Petung Kegiatan Kontes Jagung terbesar dan terbaik dan Haul Akbar Sesepuh Desa Petung, juga termasuk aset usaha yang mulai dikembangkan.
Ketua Tim Asesor, menyampaikan beberapa hal dalam sambutannya. "Terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari Ranting NU, Rois Surya dan Tanfidz beserta seluruh pengurus ranting NU dan banom-banomnya, yang juga luar biasa. Bapak ibu terima kasih, selamat datang bukan untuk menguji atau melakukan pertanyaan-pertanyaan yang sulit untuk Bapak Ibu. Kami datang hanya untuk mencocokkan data atau verifikasi data karena memang hasil keputusan MUBES NU Pusat bahwa semua rantung pada akhirnya harus mengikuti keputusan ini. Kelemahan organisasi kita NU menurut hasil penelitian, pertama kita lemah dalam bidang administrasi, ketua kita lemah dalam bidang koordinasi, dan kita lemah dalam SDM warga nahdliyin. Berdasarkan hal itulah maka dibentuk suatu tim untuk melakukan verifikasi dan klasifikasi juga baik dari data yang terkait dengan organisasi NU. Setelah melihat tayangan profil ranting and a Betung Saya yakin bahwa nu di Ranting Betung ini sudah cukup bagus dan sangat maju, asetnya yang cukup besar, S3 nya juga berjalan dengan beberapa program antara lain santunan kematian, santunan orang sakit, program beasiswa dan santunan anak yatim. Ini tentu luar biasa. Semoga antara data dan realitas terjadi kecocokan sehingga nanti kami bisa memberikan nilai yang tertinggi." Jelasnya dalam sambutan pembukaan visitasi akreditasi.
Doa penutup dipimpin oleh Rais Surya NU, KH. Sholihan HN.
Setelah acara seremonial selesai, kegiatan dilanjutkan verifikasi dan validasi data. Ada 9 komponen yang diverifikasi datanya oleh tim asesor mulai dari komponen Pengembangan Struktur Organisasi, Kelengkapan Aset , Aktivitas Wajib dan Kaderisasi, Lailatul Ijtima' dst, yang diwakili oleh koordinator masing-masing komponen untuk menyajikan datanya masing-masing.
Verifikasi dilakukan hingga pukul 16.30 WIB oleh tim asesor. Tim asesor bersama para pengurus ranting NU dan banom-banomnya mengakhiri kegiatan visitasi akreditasi ranting NU dengan ramah tamah bersama di ruang.
Red_NHD
Nisfu Sya'ban 1446 H, Warga NU Petung Panceng Gresik Gelar Tradisi Sedekahan dan Haul Akbar Sesepuh
PANCENG | NU Petung – Warga di Ranting Nahdlatul Ulama Petung, gegap gempita melestarikan tradisi Haul Akbar dan Sedekahan pada Kamis (13/2/2025). Kegiatan yang sudah turun-temurun ini diawali dengan khataman Qur'an dari pukul 05.00 WIB. Sedikitnya 15 mushala dan masjid di Desa Petung dengan serentak mengumandangkan ayat suci Al-Qur'an mengumandang, bersahut-sahutan.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan pukul 15.30 WIB setelah Ashar, dengan pembacaan Yasin dan Tahlil (sedekahan) bersama hampir seluruh warga Nahdliyin di makbarah yang berlokasi di sebelah timur Desa Petung tepatnya RT 14. Pembacaan Yasin yang dipimpin oleh H. Muhammad Mas'ud dan dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin oleh Ilham Akbar selaku modin desa setempat.
Kegiatan dilanjutkan dengan acara puncak yaitu pengajian akbar dalam rangka Haul Akbar yang diselenggarakan di Masjid Jami' Desa Petung, Kecamatan Panceng, Gresik. Pembacaan jariyah Fatihah untuk para ahli kubur sebanyak 1.700 orang diselesaikan pada pukul 20.30 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur'an. Istighatsah dan tahlil dipimpin oleh KH. Nur Sholeh dari Pondok Pesantren Tebuwung Gresik.
Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU Petung), Askori Ls., dalam sambutan menyampaikan ucapan terima kasih atas keras keras dan kerja sama panitia dan warga dalam menyukseskan acara Haul Akbar ini. Dirinya juga memohon maaf kalau terdapat kekurangan dalam kegiatan ini.
"Alhamdulillah acara Haul Akbar tahun ini terselenggara dengan sukses, semua itu tidak lepas dari kekompakan dan kerja keras panitia dan warga Nahdliyin. Kami juga memohon maaf tidak bisa membalas jerih payah semua pihak. Banyak kekurangan dan keterbatasan di sana sini, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya," ucapnya.
Kiai Askori juga menyampaikan hasil jariyah untuk ahli kubur yang terkumpul sebesar 57 juta rupiah. "Alhamdulillah, barakallah. Semoga diterima dan disampaikan kepada ahli kubur yang dituju," imbuhnya. Lebih lanjut, Kiai Askori juga menyampaikan hasil S3 (Sedekah Sak ikhlaSe) tiap Jumat, hingga tahun terkumpul lebih dari Rp 300 juta rupiah lebih. Termasuk aset yang berupa Kantor NU (tanah dan bangunan)
"Alhamdulillah program S3 tiap Jumat Ranting NU kita sudah memiliki aset 390 juta lebih, kami mohon ditingkatkan lagi jumlahnya, karena manfaatnya luar biasa. Ranting NU kita juga besok akan divisitasi akreditasi oleh Cabang NU Gresik untuk NU Award Jawa Timur. Mohon doanya agar mendapatkan nilai yang tertinggi," ungkapnya.
Sambutan berikutnya dari Kepala Desa, H. Moh. Mas'ud pun menyampaikan ajakannya kepada warga Desa Petung dalam melestarikan tradisi luhur yang berkembang di tengah masyarakat. "Monggo budaya sedekahan untuk para ahli kubur ini kita lestarikan, karena pada hari ini para ahli kubur sangat bahagia, bungah. Dino iki riyoyoe poro ahli kubur. Makanya kita jangan malas-malas mengirim doa untuk ahli kubur kita semua," tukasnya dalam sambutan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan acara inti, yaitu mauidhah hasanah dengan menghadirkan pembicara KH. Nur Muhammad Habibillah dari Jombang. Dalam pengajiannya ia menekankan beberapa hal. Pertama tentang ungkapan rasa syukur kepada Allah, mengenang jasa kedua orang tua dan para pendiri yang berjuang di jalan agama (muassis hadzihil qoryah). Kedua, menjaga kerukunan dan ketentraman di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Dan yang ketiga, tentang menghindari dendam, benci dan menggunjing orang lain.
"Di bulan Sya'ban ini semua dosa kita akan diampuni oleh Allah Swt kecuali dua orang yaitu orang musyrik (menyekutukan Allah) dan orang yang memiliki benci dan dendam kepada saudara muslim," pesannya. Selanjutnya nasihat keempat, Kiai Nur Habibillah menyampaikan agar menghindari marah, ngamukan dan iri hati. Semua hadirin begitu antusias menyimak ceramah dengan selingan humor yang begitu akrab di telinga mustamiin. Doa penutup sebagai menjadi pemungkas pengajian pada Haul Akbar Sesepuh Desa Petung.
Red_NHD
Follow Media Sosial Resmi PRNU Petung